[ReT-Ku #2] Implementasi GCG, Regulasi Nasional, Balanced Score Card Perusahaan, dan IT Balanced Score Card dan atau Lembaga Pemerintahaan

Hai readers, selamat datang kembali

Pada postingan sebelumnya saya menulis tentang pengertian dan review dari materi pengantar tata kelola SI/TI. Pada postingan kali ini saya menuliskan bagaimana implementasi GCG, regulasi nasional, balaced score card dan IT Balaced Score Card dalam suatu perusahaan atau instansi. 

Implementasi GCG

Penerapan GCG di PT. Kereta Api Indonesia memiliki komitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance(GCG) secara konsisten agar dapat meningkatkan kepercayaan para stakeholder, hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU.2011 tentang penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance). Dalam menerapkan GCG, PT.KAI memiliki dokumentasi pedoman tata kelola perusahaan yang baik. Dokumen tersebut tentunya memilliki maksud dan tujuan, selanjutnya akan dijabarkan sebagai berikut:

Maksud

Pedoman ini dimaksudkan untuk:

  1. Manjadi acuan suatu sistem kebijakan yang bersifat holistic dan terintegrasi sesuai prinsip GCG.
  2. Menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan dan pengambilan keputusan di perusahaan, dan
  3. Menjadi pedoman dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

Tujuan

Pedoman ini bertujuan untuk:

  • Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, sehingga mampu mempertahankan keberadaan dan hidup berkelanjutan untuk mencapai visi, misi dan tujuan Perusahaan
  • Mendorong pengelolaan Perusahaan secara professional, efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan
  • Mendorong agar Organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaan.
  • Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional.
  • Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Dari prinsip, PT KAI memiliki prinsip GCG yang diterapkan dan diberlakukan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:

  1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan terkait perusahaan. Pencapaian prinsip ini salah satunya ditunjukkan seperti penyediaan informasi yang tepat waktu, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
  2. Akuntabilitas, yaitu memberikan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organisasi, sehingga pengelolaan perusahanaan dapat terlaksana secara efektif. Salah satu pencapaian prinsip ini ditunjukkan seperti, perusahaan mampu untuk menetapkan dan menjelaskan rincian tugas dan tanggungjawab masing-masing organisasi secara jelas dan selaras sesuai dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.
  3. Tanggung Jawab, yaitu kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat. Penerapan prinsip ini salah satunya seperti, Perusahaan harus hati-hati dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan.
  4. Kemandirian, yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa ada benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi sehat. Salah satu upaya untuk mencapai prinsip tersebut sebagai berikut, tiap devisi perusahaan dapat meminimalisir dominasi oleh devisi manampun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan objektif.
  5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan. Penerapan prinsip ini salah satunya dengan, perusahaan memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Regulasi Nasional Tentang IT Governance pada PT. WIKA Industri Energi

Penerapan tata kelola TI dan Prosedur TI di PT. WIKA sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN NO.PER-02/MBU/02/2018 tentang pokok Tata Kelola Teknologi Informasi Kementerian BUMN, serta tentang struktur organisasi internal perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik.

Perusahaan bertanggung jawab atas penerapan Good practices IT Governance/ Manajemen sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara. PT. WIKA membentuk sebuah Tim yang disebut IT Steering Committee untuk memastikan kelancaran pelaksanaan proyek IT. Dimana masing-masing devisi memiliki penanggung jawab dengan kemampuan dan pengetahuan dimasing-masing bidang. Tim ini dapat mendukung perencanaan dan implementasi jangka pendek hingga jangak panjang, dan dapat bertindak sebagai pengawas pelaksanaan proyek.

Peraturan dan kebijakan yang dibuat dan diputuskan oleh perusahaan merupakan keputusan yang sudah dipikirkan secara matang. Tujuannya tentu untuk menunjang inisiatif yang mengacu pada standar operasional TI yang berstandar internasional. Pada tahun 2019, PT. WIKA melakukan restrukturisasi tanggung jawab pekerjaan dan mengubah metode pengelolaan TI mereka, dimana yang awalanya berbasis objek menjadi metode pengeloaan TI berbasis fungsi. Untuk memperkuat dan memastikan proses bisnis dan tata kelola yang baik. 

Dengan melakukan banyaknya perbaikan dan pengembangan ini, PT. WIKA berupaya untuk memperkuat dan memastikan proses bisnis dan tata kelola yang baik perusahaannya dengan upaya mendapatkan sertifikat ISO 2000, ITSM, ISO 27001 Security, dan Cobit 4.1

 Berikut ini merupakan referensi dokumen acuan:

Peratuaran Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/02/2018 tentang Prinsip Tata Kelola Teknologi Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara


Penerapan Balance Score Card di PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2017-2019

Hasil dari penerapan Balance Score Card di PT Indofood Sukses Makmur pada periode tahun 2017 hingga 2019, tencantum pada gambar berikut:

Total Balance Score Card PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Pada gambar tersebut terdapat beberapa kategori, diantaranya:
  1. Perspektif Keuangan, dari segi perspektif keuangan terdapat peningkatan nilai pada periode 2018-2019, hal ini karena adanya penurunan pada nilai ROA, ROE, dan Total Aset Turnover ditahun 2018
  2. Perspektif Pelanggan, selama dua periode kategori ini mendapatkan score sama yaitu 2. Namun, pada periode 2018-2019 PT Indofood menyatakan merupakan periode yang lebih baik karena adanya peningkatan jumlah pendapatan kas pelanggan yang terus meningkat.
  3. Perspektif Proses Bisnis Internal,  sama seperti kategori perspektif pelanggan kateogori ini juga mendapatkan score yang sama selama dua periode. Hal ini dapat diartikan jika perusahaan kurang dapat menjaga keseimbangan penjualan produk dan biaya yang berkaitan dengan operasional.
  4. Perspektif Pembelajaran dan Tumbuh, kategori ini mengalami peningkatan pada periode 2018-2019. Hal ini terjadi karena adanya ketidak seimbangan jumlah Net Income  dengan Total Employee.
Dari hasil analisis balanced score card pada tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa selama periode 2018-2019 kinerja yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk lebih baik. Jika dibandingkan dengan periode tahun 2017. Hal ini dapat ditinjau dari kategori perspektif keuangan,

Berikut jurnal acuannya yang digunakan:



Penerapan IT Balanced Score Card studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia Sub Divisi Satelit

Pada studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia Sub Divisi Satelit, terdapat 4 kategori perspektif, diantaranya: 

  • Perspektif Konstribusi Perusahaan 
            User
  • Perspektif Orientasi Pengguna
  • Perspektif Penyempurnaan Operasional
  • Perspektif Orientasi Masa Depan
Nantinya hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah sistem informasi teknologi yang digunakan oleh perusahaan sudah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan atau belum. Berdasarkan analisis yang ada dalam jurnal acuan, berikut ini hasil pengukuran kinerja sistem


Ringkasan Hasil Pengukuran Kinerja Sistem

Hasil pengukuran yang tercantum pada tabel tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa hasil pengukuran dari empat perspektif IT Balanced Score Card dari kinerja Sub Divisi Sateli PT. Telekomunikasi Indonesia dinilai dalam kategori very good (Sangat Baik).

Berikut Jurnal acuan yang digunakan:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan Penulis Blog

Resume Paper Tata Kelola Audit IS/IT COBIT 5: Pengukuran Level Kapabilitas (Capability Level) Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Koperasi Unit Desa Mino Saroyo Cilacap Menggunakan Cobit 5

COBIT 5 process maturity & capability model